Sayangnya, brosur properti sering menggunakan bahasa marketing yang kerap kali sulit dimengerti bahkan bisa mengecoh. Nah, agar Anda dapat memahami cara membaca bahasa brosur yang benar, berikut ini adalah tips membaca brosur properti yang perlu Anda perhatikan.
-
Promo Uang Muka
Ada banyak strategi pemasaran yang ditawarkan oleh pengembang atau developer untuk membuat konsumen tertarik untuk membeli rumah atau apartemen baru. Salah satunya ialah dengan menawarkan keringanan pembayaran uang muka.
Seperti yang telah diketahui, sebelum mengajukan KPR, pembeli wajib menyerahkan DP atau uang muka yang besarannya bisa sampai 30 persen. Untuk meringankan bobot pembayaran tersebut, pengembang sering menawarkan promo uang muka mulai dari 10 persen sampai dengan promo “tanpa DP”.
Untuk memahami skema promo uang muka ini, untuk amannya Anda harus bertanya langsung dengan bagian staf marketing. Terlebih untuk promo tanpa DP. Bentuk promosi seperti ini juga terbilang jarang ditemukan dan juga memerlukan beberapa syarat tertentu.
-
Memahami NUP
Mungkin beberapa dari Anda masih asing dengan kata NUP. yang sering dicantumkan pada headline brosur. NUP adalah Nomor Urut Pembelian. Dan lebih gamblangnya NUP adalah urutan pembelian yang didapat dari pembeli potensial dengan membayar sejumlah uang.
Biasanya, seminggu atau tiga hari menjelang peluncuran, pembeli potensial sudah mendapatkan NUP tersebut. Dan berbeda dengan booking fee, NUP biasanya bersifat refundable atau bisa dikembalikan jika batal membeli. Jumlahnya juga ringan mulai dari Rp1 juta sesuai dengan kebijakan pengembang.
Nah, nominal yang ringan ini sering menjadi iming-iming yang ditampilkan dengan ukuran font besar di bagian brosur. Seperti contoh tagline “Bayar 1 juta dapat apartemen Rp250juta.”
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Agar Tak Terkecoh, Pahami Bahasa Brosur Properti"
Post a Comment